Sebenarnya ini adalah point point dari salah satu yang saya sendiri lupa namanya yang ditulis oleh Syerif Ali Ahmady untuk mengenang hari kebangkitan bangsa yang kebetulan say abaca di Koran Lombok Post hari kamis 24 mei 2012. Semoga tulisan ini bisa menyadarkan kita semua khususnya bagi para Guru dan Pemerintah
Guruku aku melihat banyak hal yang menurutku anomaly dari kopetensi yang engkau miliki semuanya itu aku rasakan lewat perayaanmu antara lain:
- Aku merasa lucu melihat guruku yang bisa mengajarkan kewirausahaan tetapi dia sendiri miskin bagaimana mungkin orang miskin mengajarkan cara menjadi kaya.
- Aku benci guruku yang bisa mengajarkan PPKn tetapi dia sendiri tidak bersikap pancasilais
- Aku sering tertawa melihat guruku mengajarkan Bahasa Inggris, Bahasa Jerman, Bahasa Jepang dengan menggunakan bahasa pengantarnya adalah Bahasa Indonesia.
- Aku terkadang tersenyum melihat guruku Bahasa Indonesiaku yang mengajarkan bahasa tulisan yang benar sementara dia tidak pernah menulis
- Hatiku juga ingin protes jika melihat guru IPS ku yang selalu mengajarkan bagaimana berperilaku di lingkungan sosial tetapi malah tidak pernah bergaul. Datang sekolah hanya untuk mengajar kalaupun bergaul hanya dengan orang sesuku atau seide saja
- Aku benci guruku yang mengajarkan tentang IPA tapi malah merusak keseimbangan ekosistem dan Alam
- Aku sering merenung tentang kondisi kondisi guruku yang mengajarkan tentang Ekonomi tetapi malah tidak bisa mengatur Oikos (keuangan) karena Gajinya minus
- Aku sering tertawa Geli melihat Guru matematika yang tidak bisa berfikir logis, bisanya hanya marah karena aku tidak mengerti
- Aku benci guru agamaku yang suka sekali ceramah agama dan berbicara ayat ayat suci tetapi tak pernah akur dengan tetangganya dan teman – temannya.
- Aku sering melihat guru BP yang yang suka menasehati muridnya supaya menjadi anak yang baik tetapi membiarkan aku mencontek bukankah hal itu sangat kontra produktif?
- Aku semakin gemas dengan guru TI yang bisanya menyimpan file porno di computer sekolah
- Aku terkadang sedih melihat guru olah ragaku yang mengajarkan kesehatan tetapi lebih suka merokok yang menghancurkan kesehatan sendiri.